Saat Michael Schumacher menjuarai balapan Formula 1 secara beruntun dari tahun 2000 sampai 2004, para penggemar olahraga balap mulai memunculkan sikap jenuh dan bosan dengan dominasi pembalap asal Jerman ini.
Siapa yang mampu menandingi Schumacher? itu pertanyaan yang muncul setiap musim balap Formula 1 dimulai.
Lalu kemudian hadirlah si pemecah kebekuan itu dalam diri Fernando Alonso, Lewis Hamilton dan Sebastian Vettel.
Kompetisi menjadi seru dan berwarna kembali.
Jagoan-jagoan baru sudah muncul dan tampak menemukan momen yang pas dengan kemunduran Schumacher dari dunia balap pada tahun 2006.
Masih dari dunia balap, kali ini dari ajang MotoGP.
Fenomena Michael Schumacher sempat muncul dalam diri Valentino Rossi.
Menjuarai kejuaraan balap motor bergengsi secara beruntun sejak 2001 sampai 2005, mengulanginya lagi pada musim 2008 dan 2009, pemandangan Rossi naik podium juara mulai memunculkan pertanyaan, siapa yang bisa menandingi Rossi?
Sama seperti kejadian di Formula 1, MotoGP memunculkan nama baru saat pertanyaan di atas mulai diapungkan.
Mulai dari Jorge Lorenzo, Casey Stoner dan pembalap penuh potensi yang kerap angin-anginan, Dani Pedrosa.
Nama-nama penantang ini akhirnya benar-benar menandingi Rossi.
Fenomena Rossi bahkan semakin tertutupi duel ketiga penantangnya saat Rossi mencoba beralih tunggangan ke pabrikan asal Italia, Ducati.
Pemandangan Rossi naik podium bahkan jadi pemandangan yang langka.
Demikian pula di dunia sepakbola.
Dominasi Spanyol terlihat dengan menjuarai tiga kejuaraan sepakbola internasional sejak 2008, dimulai dari Piala Eropa 2008, Piala Dunia 2010 dan yang paling aktual adalah meraih juara Piala Eropa 2012.
Pertanyaan mengenai siapa tim yang mampu menandingi Spanyol kini mulai sering bermunculan.
Jerman yang terlihat penuh potensi tidak kunjung mampu menandingi Spanyol.
Entah apa yang kurang dari tim nasional Jerman.
Jerman memiliki amunisi pemain yang tidak kalah kualitasnya sejak dari tiang gawang sampai kotak 16 besar.
Tetapi faktanya adalah Jerman selalu saja hanya memunculkan euforia tim favorit ketimbang euforia juara yang sebenarnya.
Bahkan Jerman adalah korban keganasan Spanyol saat menjuarai Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010 dimana Jerman takluk dari Spanyol pada partai final Piala Eropa 2008 dan takluk lagi oleh Spanyol pada semifinal Piala Dunia 2010.
Ditengah masa transisi Italia dan Prancis, tidak kunjung membaiknya penampilan Inggris dan penurunan performa yang sangat mengejutkan dari finalis Piala Dunia 2010, Belanda, tim sepakbola Spanyol tampak menjanjikan kelanggengan kekuasaan di dunia sepakbola.
Potensi ancaman dari Amerika Latin dalam diri Argentina dan Brasil juga belum terlihat membahayakan seiring dengan ketidakmampuan Argentina mengubah karakternya menjadi seperti Barcelona untuk memaksimalkan Lionel Messi dan tidak kunjung meledaknya penampilan bintang-bintang muda Brazil seperti Neymar dan Pato.
Spanyol nyaris tanpa ancaman dari tim nasional lain dengan makin mapannya Pique berduet dengan Sergio Ramos, Iniesta yang kian matang untuk mengambil alih peran playmaker utama dari Xavi Hernandes dilapisi oleh deretan gelandang bertalenta seperti Fabregas, Thiago Alcantara dan Javi Martinez, lalu perhatikan Fernando Torres yang mulai menemukan ketajaman dilapisi oleh pencetak gol terbanyak tim nasional Spanyol, David Villa dan fenomena baru striker Spanyol dari Swansea, Michu serta makin matangnya David Silva dan Pedro.
Ini belum mencatat makin matangnya Juan Mata di Chelsea.
Bahkan seorang kiper sekelas Iker Casillas yang diyakini masih memiliki masa aktif yang panjang di lapangan hijau sudah memiliki pelapis berkelas dalam diri David De Gea, Jose Reina dan Victor Valdes.
Jadi memang menarik menunggu siapa sesungguhnya penantang dominasi sepakbola Spanyol saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar