Search

Referral Banners

Rabu, 13 Juni 2012

Spirit Chelsea di Timnas Inggris

Timnas Inggris di perhelatan Euro 2012 kali ini memunculkan satu fenomena yang unik dimana untuk pertama kalinya Inggris memasuki sebuah turnamen besar dengan status "sangat tidak diunggulkan".

Sejak mencuatnya Liga Premier Inggris sebagai salah satu dari tiga liga terbaik di Eropa selain Serie A Italia dan Liga Primera Spanyol, Timnas Inggris otomatis selalu menjadi unggulan dan favorit disetiap turnamen besar yang diikutinya.

Kehadiran bintang-bintang papan atas di timnas Inggris adalah sebuah jaminan mutu diatas kertas bahwa tim Inggris layak difavoritkan.

Mulai dari Gary Lineker, David Platt, Chris Waddle dan Peter Shilton di Piala Dunia 1990 yang terbukti mampu mengantar Inggris sampai babak semifinal dan hanya kalah adu penalti dari sang juara Jerman barat.
Pencapaian semifinal ini pun merupakan prestasi tertinggi Inggris di turnamen besar setelah menjuarai Piala Dunia 1966.

Lalu setelahnya muncul nama-nama yang sangat populer di dunia sepakbola seperti Michael Owen, Alan Shearer, Paul Scholes, Tony Adams, David Seaman sampai sang maha bintang David Beckham.
Meski demikian prestasi terbaik Inggris sejauh bintang-bintang tersebut muncul dan kemudian beranjak tua adalah hanya semifinal Euro 1996, perempat final Euro 2004 dan perempat final Piala Dunia 2002 dan 2006.

Meski tidak pernah mampu meraih prestasi maksimal, Inggris sudah kadung dianggap sebagai salahsatu team unggulan dalam setiap turnamen Internasional.
Status yang kini hilang dalam pergelaran Euro 2012.

Pengunduran diri Fabio Capello hanya beberapa bulan jelang Euro 2012 sebenarnya tidak terlalu memberi efek signifikan bila FA menunjuk Harry Redknapp sebagai suksesornya, toh nama ini juga yang sudah digadang-gadang akan menggantikan Capello usai Euro 2012.
Penunjukkan Roy Hodgson adalah awal mula penurunan status favorit timnas Inggris.
Kegagalannya selama enam bulan di Liverpool lebih membekas di benak fans Inggris ketimbang keberhasilannya mengantar Fulham ke Final Europa League 2010 dan kejeniusannya mengantar Inter Milan ke Final UEFA Cup 1997, meski di kedua partai puncak itu team yang diasuhnya gagal meraih juara.

Status favorit kian dipertanyakan menyusul cederanya pemain-pemain yang diperkirakan akan menjadi pilar di Euro 2012 semacam Gareth Barry, Frank Lampard dan Gary Cahill.
Masih kurang? jagoan mereka di lini depan, Wayne Rooney harus absen di dua laga pertama.
Makin lengkaplah alasan untuk tidak mengunggulkan Inggris.

Berkaca pada kondisi tersebut, beberapa pengamat selain mengiyakan kondisi terkini Inggris sebagai alasan kegagalan mereka nantinya di Euro 2012, tidak sedikit pula yang menganggap kondisi ini adalah berkah terselubung mengingat selama ini Inggris selalu gagal justru ketika mereka sangat difavoritkan.

Keberhasilan Chelsea, klub Inggris meraih gelar Liga Champion 2012 dalam kondisi yang hampir sama dengan kondisi Inggris saat ini adalah acuannya.
Chelsea mampu meraih gelar juara Liga Champion 2012 dalam kondisi peralihan pelatih ditengah jalan dari Andre Villas Boas ke Roberto Di Matteo
Chelsea "yang baru" mampu lolos dari lubang jarum saat membalikkan ketertinggalan 3-1 dari Napoli di babak perdelapan final yang juga menjadi laga pertama Chelsea di Liga Champion bersama pelatih baru.
Perjalanan Chelsea meraih juara makin fantastis kala menghancurkan prediksi pengamat dengan menyingkirkan favorit juara, klub terbaik dunia Barcelona dikandangnya!
Dan puncaknya saat Chelsea melakoni laga final tanpa komandan lini belakang sekaligus sang kapten John Terry dan langganan bek kanan Branislav Ivanovic, pemain kunci di lini tengah seperti Raul Meireles dan Ramirez serta harus bermain melawan si empunya stadion Bayern Muenchen.

Sempat tertinggal dimenit-menit akhir pertandingan lalu kemudian menyamakan kedudukan juga dimenit-menit akhir, Chelsea seakan bakal kalah saat mendapatkan hukuman penalti di babak perpanjangan waktu.
Lalu kemudian Petr Cech dengan heroik menahan eksekusi penalti Robben dan melanjutkan kegemilangannya di babak adu penalti. Chelsea juara dan hari itu banyak pengamat sepakbola terbukti salah memberikan prediksi..

Berbekal keberhasilan Chelsea itu, nampaknya spirit serupa coba ditularkan dalam tubuh timnas Inggris.
Bermain lepas tanpa beban, tidak perlu permainan yang indah dan fantastis selama hasil positif diraih adalah warna yang kental di timnas Inggris sekarang.
Hasil ujicoba dengan kemenangan tipis 1-0 atas Belgia dan Norwegia adalah awalnya.
Lalu selanjutnya wajah baru Inggris ini berhasil menahan laju Prancis dipartai awal Grup D Euro 2012 sekaligus membungkam para pengamat yang sangat mengunggulkan Prancis.
Bermain dengan tenang dan sesekali mencuri kesempatan mencuri gol, Inggris berhasil unggul duluan sebelum Samir Nasri memaksakan tendangan dari luar kotak penalti (Prancis nyaris tidak pernah bisa masuk ke kotak penalti Inggris) untuk menyamakan kedudukan.

Dengan pola 4-4-1-1, Inggris bermain sangat sistematis dalam menyerang dan bertahan.
Dua gelandang tengah Scott Parker dan Steven Gerrard berfungsi layaknya Lampard dan Meireles di Chelsea.
Satu pemain dibelakang penyerang adalah duplikat Ramirez dibelakang Didier Drogba.
Saat bertahan, terlihat 8 pemain Inggris membuat dua lapis pertahanan dimana lapis pertama diisi oleh kuarter Milner, Chamberlain, Gerrard dan Parker didepan lapis kedua para bek.
Saking kentalnya spirit Chelsea di tubuh Timnas Inggris, meski pemain Chelsea saat itu yang bermain hanya John Terry dan Ashley Cole, bek Prancis Patrice Evra berkomentar bahwa Inggris bermain layaknya Chelsea menghadapi Barca.
Yah..Inggris kini membawa spirit juara Chelsea. Mampukah mereka meneruskan spirit tersebut ke podium juara? kita nantikan bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar