Ada pernyataan bijak mengenai kehebatan seorang pria yang berhasil meraih kesuksesan dalam hidupnya.
"dibalik seorang pria sukses terdapat seorang wanita yang hebat"
Hal serupa tampaknya akhir-akhir ini makin sering terjadi di dunia sepakbola.
Bukan soal sosok wanita dibalik keberhasilan pesepakbola tetapi ini menyangkut sosok Asisten dibalik seorang Manager atau Pelatih hebat.
Yang paling hot tentu saat kita mengupas sepak terjang Barcelona dibawah kepelatihan Tito Villanova.
Sempat diragukan bisa mengimbangi Real Madrid setelah ditinggal Pep Guardiola, pelatih tersukses sepanjang sejarah Barcelona, Tito membuktikan bahwa kehebatan Barcelona selama empat tahun kepelatihan Pep tidak lepas dari perannya.
Dan hal itu dibuktikan dengan superioritas Barcelona yang meninggalkan Real Madrid 13 poin dibelakang sampai 17 Desember 2012 La Liga bergulir.
Klaim bahwa Barcelona akan lemah saat ditinggal Pep sempat menyeruak saat Barcelona takluk dari Real Madrid dalam perebutan Piala Super Spanyol.
Namun pelan tapi pasti "magic" Tito mulai berbicara dengan terus menerus meraih hasil positif di La Liga dan sama sekali belum menerima kekalahan.
Fantastis dan semakin manis dengan catatan tajamnya Lionel Messi yang terus menerus mencetak gol sampai menciptakan rekor gol terbanyak dalam setahun.
Dari ranah Inggris, yang paling fenomenal tentu bila melihat pencapaian Roberto Di Matteo mengantarkan Chelsea meraih gelar Liga Champion pertama dalam sejarah.
Sempat berada di ujung tanduk saat kalah 3-1 di Perdelapan Final dari Napoli sekaligus menjadi alasan kuat pemecatan Andre Villas Boaz, Chelsea secara ajaib bangkit dan melaju terus sampai menundukkan hadangan "tuan rumah" Bayern Muenchen di partai final.
Meski banyak yang mengkritik pendekatan defensif Di Matteo saat berhadapan dengan Barcelona, kenyataannya Di Matteo berhasil menghadirkan trofi yang tidak mampu dihadirkan oleh pelatih sekelas Mourinho dan Ancelotti saat menukangi Chelsea.
Mundur ke tahun 2006, saat Piala Dunia digelar di Jerman, Juergen Klinsmann menghadirkan "The New German" lewat permainan sepakbola yang tidak text book lagi. Permainan Jerman begitu atraktif dan menghibur.
Saking bagusnya, publik Jerman pun tidak terlalu kecewa saat teamnya hanya sanggup meraih peringkat ketiga.
Lalu saat tongkat kepelatihan berlanjut ke Asisten Klinsmann, tidak ada yang menduga bahwa Joachim Loew mampu membawa Jerman tetap atraktif bahkan konon banyak yang mengatakan bahwa Loew lah kunci permainan atraktif Jerman saat masih diasuh Klinsmann.
Loew mampu membawa Jerman ke final Euro 2008 dan menapaki Semifinal Piala Dunia 2010.
Bukan pencapaian biasa dari sosok yang sebelumnya hanya menjadi asisten pelatih.
Jadi, jangan sepelekan kemampuan para Asisten Pelatih/Manager.
Perhatikan Steve Mc Claren, Asisten Sir Alex Ferguson saat meraih treble winners ini adalah kunci dibalik keberhasilan Middlesbrough meraih juara Piala Liga 2004 dan Runner Up UEFA Cup 2006 sebelum dipercaya menjadi Pelatih Timnas Inggris.
Gagal dalam mengantarkan Inggris ke Euro 2008, Mc Claren bangkit di Liga Belanda dengan mengantarkan Twente FC meraih gelar Eredivisie 2009-2010.
Lihat pula sepak terjang West Brom Albion musim ini di Liga Inggris.
Dari team yang terbiasa menghuni zona Degradasi, team ini sekarang menjelma menjadi penghuni tetap 10 besar, bahkan sempat masuk 4 besar klasemen liga.
Tahukah siapa aktor dibelakang layarnya? dialah Steve Clarke, mantan Asisten Mourinho di Chelsea dan Asisten Kenny Dagglish di Liverpool.
Bahkan pelatih sekelas Mourinho pun adalah seorang Asisten Bobby Robson dan Louis Van Gaal saat di Barcelona.
Andrea Villas Boaz adalah asistem Mourinho saat di Chelsea dan Inter Milan.
Pelatih Liverpool saat ini Brendan Rodgers? dia adalah Asisten Mourinho di Chelsea yang menangani team junior.
So, Watch out who is the assistant.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar