Search

Referral Banners

Rabu, 13 November 2013

AC Milan Yang Tidak Berjodoh Dengan "Cinta Lama"

Kembalinya Kaka ke AC Milan di awal musim 2013 -2014 membangkitkan kembali gelora dan semangat Milanisti sedunia bahwa team kesayangannya akan meretas kembali jalan menuju kesuksesan.
Bukan tanpa alasan karena terakhir kali AC Milan meraih titel Liga Champion adalah di tahun 2007 saat Kaka masih berada di dalam team dan atas performanya di musim itu Kaka meraih gelar sebagai pemain terbaik dunia versi FIFA.
Selang beberapa pekan berjalan, apa yang tampak pada klasemen sementara Liga Italia mungkin menjadi sebuah kejutan.
Bagaimana mungkin team peraih gelar eropa terbanyak dari Italia yang diperkuat talenta macam Balotelli, El Sharawy, Robinho dan sang pangeran yang telah kembali Kaka bisa berjarak hanya beberapa poin dari jurang degradasi.
Kembalinya Kaka ke AC Milan yang awalnya ditenggarai sebagai solusi atas kemandekan AC Milan mengatasi hegemoni Juventus dalam dua musim terakhir (bahkan sampai membuat AC Milan memberanikan diri melepas Kevin Prince Boateng yang meloloskan AC Milan ke fase grup Liga Champions), ternyata tidak terbukti, setidaknya sampai tulisan ini dipublikasikan.
Kaka yang sekarang bukan lagi Kaka yang dulu.
Hangatnya bangku cadangan dan cedera yang terus menghambatnya di Real Madrid tampaknya membutuhkan waktu dan kerja keras untuk mengembalikan talentanya.

Bila ditelusuri lebih jauh, sesungguhnya AC Milan kerap tidak berjodoh dengan yang namanya "cinta lama".
Masih ingat dengan Fabio Capello?
Dia adalah sosok yang membawahi generasi the dream team AC Milan di tahun 1991 - 1996 dan meraih sejumlah gelar Liga Italia dan Piala Champions.
Milanisti tentu masih ingat bagaimana Capello membawa AC Milan membantai The Dream Team Barcelona 4-0 pada final tahun 1994.
Hebatnya lagi, Capello adalah pelatih yang membawa AC Milan meraih titel Serie A 1992 tanpa terkalahkan!!
Hebat bukan?? tapi lihatlah saat Capello kembali ke AC Milan di tahun 1997 setelah memenangi Liga Spanyol bersama Real Madrid, Capello hanya mampu membawa AC Milan finish di peringkat 10.

Sebelum Capello, AC Milan juga punya sosok luar biasa yang gagal merajut cinta lama saat kembali, dia adalah Arrigo Sacchi.
Sebelum era keemasan Fabio Capello, era Arrigo Sacchi adalah awal mula julukan the dream team disematkan ke AC Milan.
Sacchi dengan trio Belandanya adalah jawara Italia sekaligus Eropa dalam rentang waktu 1987 - 1991.
Sukses besar di AC Milan, Sacchi pun dipercaya menangani timnas Italia. Not bad, Italia meraih runner up Piala Dunia 1994.
Cinta lamanya gagal bersemi saat kembali ke AC Milan di musim 1996 - 1997 dan gagal memperbaiki kinerja buruk Oscar Tabarez.

Apakah AC Milan cuma berjodoh buruk dengan pelatih untuk cinta lama? TIDAK
Tengoklah saat Andriy Shevchenko, si peraih Ballon D' Or kembali dari kegagalan di Chelsea pada musim 2008 - 2009.
Catatan penampilannya sangat buruk. Hanya bermain 18 kali di serie A tanpa gol!!
Bandingkan dengan catatan 208 kali penampilan dengan 127 gol saat Sheva masih berkostum AC Milan di rentang waktu 1999 - 2006 dan berbuah titel Serie A, Liga Champion, Coppa Italy dan gelar individu tentunya.

Masih kurang?
Perhatikan bagaimana ketajaman Marco Boriello saat di Cagliari mendadak lenyap saat kembali ke AC Milan.
Contoh terkini, Alessandro Matri yang cukup menjanjikan di Cagliari dan Juventus sekarang menjadi calon pembelian terburuk AC Milan.

So, mungkin memang AC Milan tidak berjodoh dengan cinta lama mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar