Search

Referral Banners

Rabu, 20 Februari 2013

Reuni Mengharu Biru Dalam Sepakbola

Semua pandangan mata hanya tertuju pada satu sosok saat Real Madrid menjamu Manchester United pada Leg 1 Perdelapan Final Liga Champions 2012 - 2013.
Bukan ke sosok Jose Mourinho, figur pelatih hebat yang santer diberitakan bersahabat dengan Sir Alex Ferguson dan menjadi salahsatu kandidat kuat penerus Fergie.
Bukan pula ke sosok David De Gea, kiper muda brilian yang digadang-gadang sebagai penerus Iker Casillas.
Semuanya menatap penuh pada sosok Cristiano Ronaldo.
Yah...sejak hengkang dari MU pada 2009, CR7 tidak pernah sekalipun bertemu dengam klub yang membesarkannya itu dalam sebuah laga resmi.
Maka sangat wajar jika pemberitaan tentang reuni CR7 dengan MU menjadi bumbu laga kedua team yang memang layak ditonton.
Bagaimana penampilan CR7 melawan eks klub yang diakuinya memilik tempat spesial di hati itu?
Apa yang akan dilakukannya untuk melewati Patrice Evra dan Rio Ferdinand yang sudah sangat mengenalnya dalam beratus-ratus sesi latihan di MU?
Seperti apa reaksi CR7 bila ia mencetak gol ke MU?

Dan momen itu pun tiba saat di pertengahan babak pertama CR7 mencetak gol untuk menyamakan kedudukan menjadi 1-1 (MU unggul terlebih dahulu lewat gol Danny Welbeck).
Penonton bersorak tetapi tidak ada perayaan berlebihan dari CR7.
Dia hanya berlari kecil sambil menolak secara halus pelukan selamat dari rekan-rekannya yang akan merayakan gol. So dramatic.
Momen dramatis selama 90 menit dimalam itu akhirnya diakhiri dengan pemandangan CR7 berbincang , akrab dengan "ayahnya" Sir Fergie sambil menyusuri jalan keluar lapangan.
Demikianlah, sepakbola kerap melahirkan drama-drama yang mengharu biru khususnya bila berbicara mengenai reuni pesepakbola dengan klub yang melekat di hatinya.

Publik tentu tidak akan pernah melupakan bagaimana Batistuta yang selama 9 tahun berkostum Fiorentina (1991 - 2000) dan mendapatkan perhargaan berupa julukan Batigol dan patung kebesaran harus memasukkan bola ke gawang klub tercintanya itu saat AS Roma, klub yang mengantarkan impiannya meraih scudetto, berhadapan dengan Fiorentina.
Tidak ada perayaan saat Batistuta menghujam gawang Fiorentina dengan gol, momen yang selanjutnya terjadi justru berupa pemandangan Batistuta menangis setelah gol itu !!
Sungguh menguras emosi melihat momen mengharu biru tersebut.

Lalu perhatikan juga saat Andriy Shevchenko kembali dari Chelsea sebagai pemain pinjaman pada musim 2008 -2009, meski tidak setajam sebelumnya, penghormatan tetap diberikan Milanisti bagi salahsatu penyerang terbaik dalam sejarah Milan itu.

Reuni pesepakbola dengan bekas klubnya tidak selalu memunculkan pemandangan "manis".
Lihatlah yang dialami Luis Figo dan Ronaldo Luiz Nazario Da Lima.
Hengkang dari Barcelona dan kemudian kembali merumput di Nou Camp dengan balutan kostum musuh abadi Real Madrid memicu perlakuan tidak pantas dari penonton
Yang paling diingat tentu bagaimana saat Luis Figo dalam sebuah eksekusi tendangan penjuru Madrid vs Barcelona mendapatkan lemparan kepala babi.
Unpredictable...tidak terduga...itulah yang terjadi dengan setiap reuni dalam sepakbola.

Musim 2012 -2013 masih menyisakan sejumlah partai yang berpotensi memunculkan drama mengharu biru.
Simak bagaimana perlakukan Interisti saat menyaksikan Balotelli dengan seragam Milan berusaha membobol gawang Samir Handanovic.
Lalu lihat pula upaya pembuktian Bojan Krkic, pemuda alumnus La Masia yang sempat menyandang predikat "the next Messi" saat Milan bersua Barcelona.
Nantikan sepak terjang Lukas Podolski saat Arsenal menghadapi Bayern Muenchen yang meminangnya usai Piala Dunia 2006 untuk hanya menjadi penonton aksi Klose dan Luca Toni dari bangku cadangan.

Sepakbola memang punya magis tersendiri sebagai olahraga paling populer di dunia.
Termasuk magis reuni pesepakbola dengan bekas klub nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar